Rabu, 06 September 2017

Perjalanan Mencari Ilmu [ Tahap 1 ]

Assalamualaikum Wr Wb.
Saya adalah seorang pemuda yang ingin mengubah hidupnya dengan cara kuliah di luar kota. Saya berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Timur. Kebanyakan orang bilang “kota tahu”. Yaah.. memang benar. Kediri tepatnya. Kota kecil penuh dengan sejuta makna. Saya lahir dan dibesarkan di Kediri hingga lulus SMA tahun 2005. Setelah itu saya mencoba keluar untuk melanjutkan kuliah di “Kota Pahlawan” Surabaya.
Kuliah S1 di Fakultas Ilmu Keolahragaan Unesa jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga tahun 2005-2010. Tidak pernah terpikirkan untuk sekolah di olahraga. Atlet bukan, kalau dibilang saya masuk kuliah di olahraga hanya bermodal hobi saja. Sejak sekolah saya memang hobi olahraga, terutama bulutangkis. Setelah masuk di Unesa, akhirnya saya belajar banyak tentang semuanya yang berbau olahraga.
Setelah lulus S1, Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk kuliah S2 di Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Surabaya 2011-2014. Gak ada pandangan untuk melanjutkan kuliah hingga S2. Namanya pemuda masih labil, ngikut kiri ngikut kanan. Akhirnya dibutuhkan kemantapan hati untuk berani melanjutkan study S2.
————————————– Beberapa Tahun Kemudian——————————————
Perjalanan ini dimulai saat saya bertemu dengan dosen saya. Tujuan utama kuliah di luar negeri hanya satu. “Ingin melihat salju dari dekat“. Mungkin itu terlihat konyol bagi saya. Selain itu saya juga bertemu dengan teman baru di kampus. Dari situlah muncul niatan saya untuk melanjutkan kuliah S3 saya di luar negeri.
Eropa yang menjadi tujuan pertama saya kuliah. Tau sendiri kan, apa sih yang nggak ada disana. Mulai dari kampuals, makanan, info tentang kehidupan mahasiswa disana hingga nonton film tentang mahasiswa Indonesia yang berhasil menembus kuliah di Eropa. Mungkin saya hanya bisa menyimpan impian saya ini di dalam hati.
Salah satu film yang menjadi inspirasi saya amtara lain “Ainun Habibie”, “Negeri Van Oranje” dan masih banyak lagi. Setelah melihat itu, selama itu pun saya berkaca pada diri saya sendiri, “apakah bisa saya seperti di film itu?” Aah.. entahlah.. Mungkin hanya impian seorang pemuda yang tak tau malu.
Suatu ketika saya berburu info beasiswa kuliah luar negeri. Di facebook, instagram, twitter dll. Semua kucari demi mewujudkan impian saya tadi. Setelah itu saya menemukan sebuah buku yang akhirnya bisa menjadi inspirasi saya. Di dalam buku itu ada kalimat semacam deklarasi impian, semacam perjanjian dengan diri saya sendiri. Perjanjian dimana berisikan kapan kuliah, universitas mana, negara mana yang anda tuju, ambil jurusan apa, dll. Dan yang paling bawah tertulis “Kuliah di Luar Negeri? Pasti Saya Bisa!!!
Disitulah saya merasakan hal yang berbeda. Buku ini mengandung magnet yang besar dan dapat menarik saya untuk masuk ke dalam nya. Melihat seluruh isi buku ini tanpa memperdulikan yang lain.
Ternyata memang benar. Buku itu berisikan motivasi yang sangat besar hingga saya tertarik membacanya sampe habis.
Lama-lama saya jenuh dengan impian-impian saya. Dan sampailah saatnya saya harus mengubur impian saya. Gak mungkin bisa lah saya kuliah di Eropa. Syaratnya aja “horor”, gak mungkin saya bisa mendapatkannya.
Pada suatu hari, ada pengumuman di kampus tentang kurus bahasa Inggris. Sampai suatu hari saya mendapat kesempatan mengikuti kursus tersebut. Ternyata itu kursus tentang IELTS yang diselenggarakan oleh kampus. Satu bulan saya ikuti dengan penuh semangat. Target saya hanya satu, bisa mendapatkan “Golden Ticket” untuk bisa tes IELTS yang sesungguhnya dengan gratis.
Yeaahh… Alhamdulillah…
Nikmat Allah mana yang engkau dustakan. Nama saya muncul di pengumuman untuk mengikuti real test IELTS. Namun.. target mendapatkan score tinggi tidak tercapai. Alhasil hanya score pas-pasan yang saya dapatkan. Saya sempat merasa kecil hati karena impian saya untuk kuliah di Eropa pupuslah sudah. Mungkin belum jodohnya saya study disana.
Dari situlah saya merasa, S3 saya hanya bisa di Indonesia……
Mungkin cerita itu akan berlanjut nanti. Impian saya untuk study S3 di luar negeri masih disimpan rapat-rapat dalam hati.

(To be continue)